Selasa, 23 Februari 2010

daging tak bertulang

dikala mentari emnanti fajar esok hari
ingin rasanya kutabrakkan kelopakku
tuk tapaki senyum sang surya
tapi...
hingga dentangan jarum cinderella
tak jua sang peri menaburkan serbuk benang malam dalam pelopak
ku ratapi tiap dentangan detik dalam kaca
ku lihat buliran air terkuak
lewat lensa megah sang kuasa
hati tergores luka oleh sebuah kata
yang tak kutemukanmakna didalamnya
sapa yang ingin menyapanya??
memberi kecupan kecil dalam raga ku
dalam jiwa yang kecil
disana....
sebuah nyawa tak mengerti
tak hiraukan

sepi...

sepi...
dalam mimpi kuucap sepi
dalam buaian jiwa
nan meniru diambang bibir palsu bersemu merah
menatap waktu penuh makna
dibalik tirai malam menyapu awan putih
bersemu dalam kabut yang menikam
aku rindu cahaya yang mencairkan tiap titik relung yang usang
yang tiap titik merapuh apuhtenggelam
peri, lara, sakit
merintih apik dalam kelembutan malam hitam
menyanyi dalm rintihan buaian
gelombang keprihatinan
aku rindu...
rindu cahaya putih yang menyapa jibril dengan sayapnya
q menanti sinar yang hangatkanku itu...